Minggu, 01 September 2013

Ekonomi Syari’ah dan Sejarah STEI SEBI

Ekonomi Syari’ah dan Sejarah STEI SEBI
            Berbagai permasalahan ekonomi, sosial dan hukum yang terjadi di Indonesia adalah akibat dari  kurangnya penegakkan hukum dan terabaikannya moralitas. Contohnya saja koruptor. Mengapa seorang pemimpin yang dipercaya oleh rakyat untuk membawa kesejahteraan malah menyimpang dan membawa penderitaan bagi rakyatnya? Jelas sekali, hal ini disebabkan oleh kurangnya penegakkan hukum dan dangkalnya moralitas.
            Selain itu, sistem atau teknis adalah salah satu penyebab permasalahan. Contohnya sistem subsidi bbm yang di tujukan untuk rakyat tidak mampu, tapi orang mampu bahkan orang kaya bisa membeli bbm bersubsidi. Sehingga terjadilah kerugian dan hutang negara yang terus meningkat hingga triliunan rupiah.
            Sudah saatnya Indonesia merubah berbagai sistem dengan sistem yang lebih baik. Salahsatunya dibidang ekonomi. Karena sistem ekonomi konvensional yang berasal dari pemikiran liberal sudah terlalu bebas dan diambang kehancuran. Contohnya saja di Amerika Serikat. Hingga kini banyak sekali warga negara AS yang berdemo anti-politik ekonomi. Hal ini disebabkan oleh sistem ekonomi konvensional yang sudah kelihatan dan terasa dampak buruknya. di Indoneisa pun sama, nilai rupiah makin terpuruk, bahkan pernah mencapai Rp.11.400 per $1. Miris.
            Pembaca yang budiman, maka dari itu kami dari “Pejuang Sebi 13” ingin mengenalkan sebuah sistem ekonomi yang Insya Allah dapat mengatasi segala permasalahan ekonomi di negeri kita, dan dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Yaitu ekonomi syari’ah, yang Insya Allah adalah solusi dari segala permasalahan ekonomi. Apa itu ekonomi syari’ah?
Ekonomi syari’ah adalah ilmu pengetahuan sistem dan kegiatan ekonomi yang berlandaskan syari’at agama islam yang bersumber dari Al-qur’an dan Assunnah. Ekonomi syari’ah merupakan bagian dari sistem islam yang sempurna. Maka dari itu ekonomi syari’ah sangat terikat dengan aqidah dan syariat agama islam. Berarti ekonomi syari’ah adalah sebuah sistem yang diturunkan oleh Allah swt demi kesejahteraan ciptaannya. Menjalankannya pun Insya Allah termasuk ibadah.
Ekonomi syari’ah sangat berbeda dengan ekonomi konvensional/kapitalis. Karena islam melarang bunga dan penumpukan harta yang dilakukan oleh orang-orang kapitalis yang mementingkan diri sendiri. Dalam islam, sebagian harta seorang muslim adalah milik orang fakir miskin atau milik umat. Dengan ini, maka tidak ada lagi kesenjangan antara si miskin dan si kaya.
Sudah saatnya Indonesia merubah sistem perekonomian konvensional dengan sistem ekonomi syari’ah, baik secara revolusi atau secara perlahan. Karena pada dasarnya mayoritas rakyat Indonesia adalah umat muslim, maka seharusnya sistem ekonomi Indonesia adalah berdasarkan syariat islam.
Lemabaga-lemabaga perekonomian yang berlandaskan syariat islam di Indonesia pun sudah banyak. Diantaranya BAZNAZ, Tamziz, Bank Muamalat dan koperasi syari’ah.
Begitupula dengan lembaga pendidikan yang memfokuskan studinya dengan ekonomi syari’ah. Salah satunya adalah kampus kami tercinta STEI SEBI, yang didirikan dari sebuah idealisme dan gagasan untuk menjadi institusi yang memberikan kontribusi bagi kemaslahatan bangsa, negara, umat dan agama. Kontribusi tersebut diwujudkan dalam bentuk edukasi, sosialisasi, konsultasi, implementasi dan sumber daya insani di bidang ekonomi dan lembaga keuangan syari’ah.
Jadi, bagi pemuda-pemudi yang mempunyai semangat jihad dan ingin memakmurkan negara Indonesia, kami sarankan anda ikut bergabung dengan kami di “Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI", yang didirikan oleh Yayasan Bina Tsaqofah yang terletak di desa Sawangan, Depok.
suasana kampus STEI SEBI

KLIK DISINI!! INFO SEBI LEBIH LANJUT...
Ada dua fakultasyang tersedia, yaitu: Perbankan Syari'ah dan Akuntansi Syari'ah
Sekian dan terimakasih karena telah membaca postingan kami. Dan disarankan tetaplah terus bersama kami, Insya Allah kami akan terus update membahas lebih dalam tentang ekonomi syari’ah. Demi menambah wawasan dan mencerdaskan bangsa.
Wallahu A’lam Bish shawab
Wassalaamu’alaikum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar