Meneladani “Al-Battany” Sang Atronom Muslim
Ketepatan
penghitungan al-Battani (850-932 M) dalam bidang astronomi, membuatnya berhasil
menemukan perhitungan waktu dalam satu tahun yang terdiri dari 365 hari, 5 jam,
46 menit dan 24 detik.
nama lengkap: Abū ʿAbdullāh Muḥammad
ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Ḥarrani aṣ-Ṣabiʾ al-Battānī) orang barat
menyebutnya dengan nama Albatenius, lahir di Harran dekat Urfa, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya
merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap
bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih
memeluk Islam. Ketertarikannya dengan benda-benda yang
ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal
ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn
San’an Al-Battani.
Karya-karyanya yang terkenal seperti
Kitab ‘al-Zij’ yang juga di terjemahkan ke bahasa latin ‘De Motu Stellarum’.
Karya-karya hebatnya sangat berpengaruh di eropa hingga masa reneissance.
Khalifah Harun al-Rashid pun
memberikan beberapa penghargaan untuk Al-Bantani dengan membangun beberapa
istana di kota Raqqa. Sehingga kota Raqqa menjadi kota yang makmur dan menjadi
pusat ilmu pengetahuan.
Begitu besar dan bermanfaatnya
penemuan beliau sehingga namanya selalu dikenang dan semangatnya patut
diteladani. Karyanya bukan hanya menambah khaznah ilmu pengetahuan saja, juga
mengangkat dan membesarkan nama islam dan peradabannya di dunia internasional.
Beliau dengan beraninya menolak
ajaran nenek moyangnya yang menyembah bintang, dan beralih kejalan lurus yaitu
islam. Tetapi beliau tetap mengambil kebaikan dari ajaran nenek moyangnya,
yaitu ilmu astronomi. Menumbuh kembangkan ilmu pengetahuannya sehingga menjadi
karya yang akurat dan terpercaya di seluruh dunia.
Sejarah beliau juga mengajarkan kita
untuk fokus pada bidang yang kita sukai. Bidang apapun itu asalkan tidak keluar
dari batasan ajaran agama islam pasti bermanfaat apabila kita fokus terhadapnya
dan menumbuh kembangkannya. Karena pada dasarnya Allaah itu hanya menurunkan
kebaikan pada hambanya. Berati segala sesuatu itu baik apabila kita baik
memaknainya dan menanggapinya.
Seperti catatan sejarah beliau, penghargaan bukanlah tujuan utama dalam suatu
usaha. Karena penghargaan adalah buah dari usaha maksimal dan keistiqomahan.
Wallahu
a’lam bishShawabsumber: http://kisahislami.com/abu-abdullah-al-battani-sang-penemu-waktu-dalam-1-tahun/
http://alkisah.web.id/2010/12/mengenal-al-battani-sang-penemu-hitungan-jarak-keliling-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Battani

Tidak ada komentar:
Posting Komentar